Iman adalah yakin kepada Allah. Iman bertingkat-tingkat. Jika seseorang sudah beriman hanya ada kekuatan Allah dalam dirinya. Mahluk tidak dapat mengalahkannya. Ia tidak terkesan (takut) pada makhluk dan hanya terkesan pada Allah swt.
Jika kita di jalan Allah swt kita punya kekuatan dari Allah swt untuk menghadapi musuh.
Musa tidak gentar menghadapi Firaun, ia berkata:
Kalla innllaha sayahdiiin (Sama sekali tidak, Allahlah yang memberi petunjuk).
Allah tahu tentara Israel tentara penakut.
Makhluk tidak dapat membantu makhluk. Hanya Khaaliq (SangPencipta) yang Maha Berkuasa atas makhluk.
Iman yg terhujam dalam nabi Ibrahim menjadikannya tidak takut dalam kobaran api,dll..malah jibril yg berkata :”Ya Allah ini (Ibrahim) khalil/kesayanganMu”.
Allah berikan perintah kepada api langsung tanpa perantara (“Ya api, jadilah dingin”), karena Ibrahim juga meminta langsung kepada Allah swt tanpa perantara.
Saat ini kita menerima tawaran Amerika, dan sekutunya; atau polisi, aparat, dll karena tidak yakin pada Allah.
Dengan kita kerja dakwah akan membentuk iman kita.
Iman mampu menjadikan kita tidak terkesan pada tawaran dan menolak semua tawaran.
Bersyukur dr hati sendiri. Nikmat dari Allah harus kita syukuri yang memberi kita iman dan harus terus kita tingkatkan.
Dengan iman yg sempurna semua masalah bisa diselesaikan. Ada keyakinan pada diri kita bahwa Allah yang menyelesaikan seluruh masalah. Jika tidak maka setiap hari masalah akan bertumpuk.
Agama akan datang sejauh mana dari iman yang datang. Ilmu hanya sekedar mendukung saja.
Sempurnanya agama seseorang tergantung pada imannya. Semua masalah dapat diselesaikan dengan iman yang kokoh.